Showing posts with label Sejarah. Show all posts
Showing posts with label Sejarah. Show all posts

Wednesday, August 20, 2014

Benarkah Harta Karun Senilai Rp187,3 T Ditemukan di Kuil India

http://asikdanmenarik.blogspot.com/2014/08/benarkah-harta-karun-senilai-rp1873-t.html
Zona Malam - Sebuah kuil Hindu yang berada di India, menyimpan harta karun yang jumlahnya sungguh mencengangkan. Kuil itu menyimpan harta berupa berharga seperti koin emas, perhiasan dan benda berharga lainnya.
Diperkirakan harta yang tidak selama ini tidak dijaga dengan ketat memiliki nilai USD22 miliar atau sekira RP187,3 triliun (Rp8.514 per USD). Harta itu barus diketahui setelah dua ruangan rahasia di kuil itu dibuka setelah hampir 150 tahun ditutup. Demikian diberitakan Associated Press.
Atas penemuan ini Pemerintah India langsung memerintah pengamanan ketat terhadap kuil Sree Padmanabhaswamy yang di bangun pada abad ke-16. Penemuan serupa juga ditemukan pekan lalu di Kuil Trivandrum yang berada di Kerala.

 Empat ruangan rahasia di kuil tersebut ternyata menyimpan harta karun yang nilai hampir menyamai dengan ditemukan di Kuil Sree Padmanabhaswamy. Banyak harta yang tak ternilai disimpan dengan rapih di kedua kuil berharga ini.
Harta karun yang ditemukan termasuk patung dewa-dewi yang terbuat dari emas murni dan bertahtakan berlian, rubi, zamrud serta beberapa batu berharga lainnya. Selain itu ditemukan juga mahkota serta perhiasan yang diberikan sebagai hadiah kepada kuil tersebut selama berabad-abad.
Banyaknya jumlah harta yang ditemukan membuat petugas tidak lagi menghitungnya per kantung, bukan lagi dalam timbangan yang seharusnya. Kuil tersebut dibangun oleh Maharaja Travancore selama berabad-abad dan terus dilindungi oleh keluarga kerajaan saat kemerdekaan India dari Inggris pada 1947 silam.
Kini polisi melakukan penjagaan ketat terhadap kuil tersebut. Rencananya, alat keamanan berteknologi tinggi juga akan dipasang disekitar areal kuil demi menjaga keamanan.

Wednesday, August 13, 2014

Jejak Purba Manusia Sumatera

http://asikdanmenarik.blogspot.com/2014/08/jejak-purba-manusia-sumatera.html
Sebelum mengenal aksara dan sebelum mencipta alat transportasi, manusia sudah berkelana lintas pulau, bahkan lintas benua, termasuk menjelajah hingga nusantara.

Wilayah berbukit di sisi danau laut tawar, Aceh Tengah, menyimpan cerita panjang perjalanan leluhur manusia nusantara ribuan tahun lampau. Dataran setinggi lebih dari 1.600 meter di atas permukaan laut menjadi sorotan peneliti kehidupan purbakala sejak 5 tahun silam.

11 Kerangka Homo sapiens awal atau manusia prasejarah ditemukan di Ujung Karang dan Mendale, Aceh. 2 Ceruk atau relung di perbukitan yang berjarak 4 kilometer dari pusat Kota Takengon.

Tim peneliti balai arkeologi Medan, Sumatera Utara, tekun menelusuri data demi data dan menyusun informasi bagaimana kehidupan para leluhur manusia Sumatera.

Peneliti meyakini, situs arkeologi Takengon sudah dihuni sejak 7.000 tahun silam. Pandangan yang mengubah sudut pandang tentang migrasi manusia pertama di Nusantara.

Tim peneliti balai arkeologi Medan terlebih dulu mengekskavasi situs Ujung Karang, 5 tahun lalu. Selain kerangka manusia purba, ditemukan juga beragam perlengkapan hidup sederhana berbahan batu, kulit kerang, tulang hewan dan tanah liat.

Setahun kemudian pada tahun 2010 giliran situs Mendale ditelisik. Peninggalan prasejarah di gua ini lebih beraneka ragam. Di Mendale juga ditemukan fosil tulang gajah purba dan lapisan arang jejak memasak manusia purba.

Selain fosil manusia purba, temuan berupa artefak arkeologis selalu mengundang minat para peneliti. Terlebih artefak yang berasal dari zaman batu, periode manusia memanfaatkan batu sebagai sumber peralatan penunjang kehidupan.

Dari artefak-artefak terkandung informasi penting tentang kehidupan zaman purba. Temuan pecahan tembikar di sekitar gua juga ditemukan di dasar danau. Wadah tanah liat dan temuan-temuan penting lainnya menjadi serpihan cerita leluhur manusia Nusantara.

Gua atau ceruk di perbukitan menjadi tempat perlindungan ideal. Pada fase ini manusia mulai hidup menetap sementara atau semi nomaden.

Sejatinya terdapat puluhan ceruk di sekeliling danau laut tawar. Namun sejauh ini baru 2 ceruk yang intensif diteliti para arkeolog, ujung karang dan mendale.

Bentang alam dan ekosistem di Dataran Tinggi Gayo, sangat mendukung kehidupan manusia purba. Sumber air melimpah, makanan dan ketersediaan tempat berteduh. Itulah 3 kebutuhan pokok untuk masyarakat prasejarah di jantung Aceh.

Penemuan belasan kerangka manusia prasejarah di Ujung Karang dan Mendale menjadi bagian penting awal peradaban. Tidak hanya di Tanah Gayo, namun juga Nusantara, bahkan Asia Tenggara.

Desa Pandai Besi yang Hilang

http://asikdanmenarik.blogspot.com/2014/08/desa-pandai-besi-yang-hilang.html
MATANO seperti terpencil dan sendiri. Jalanannya tak beraspal dan dipenuhi debu bila musim kemarau. Penduduknya berladang, menanam sayur dan kakao, serta bekerja sebagai nelayan. Desa ini jauh tertinggal dibandingkan Sorowako, kota yang tumbuh dengan pesat karena perekonomiannya ditopang oleh keberadaan perusahaan tambang PT Inco.

Pada abad ke-14 desa ini dikenal sebagai Rahampu’u –tanah untuk orang pertama yang mendiami negeri. Tanahnya merah dengan gunung dan bukit mengelilinginya –tanah merah secara geologi mengandung besi. Desa ini pula yang diperkirakan menjadi cikal-bakal kerajaan Luwu, yang dulu dikenal sebagai penghasil besi terbaik di Nusantara. 

 Saya mengunjungi desa Matano, yang berada di Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Oktober silam. Letaknya berada di pesisir danau. Udaranya sejuk tapi mataharinya menyengat. Saya heran melihat tanah yang hitam di sepanjang jalan utama yang bersisian dengan garis pantai Danau Matano.



“Itu sisa pembakaran dan peleburan besi,” kata Mahding.

Mahding, berusia 72 tahun, penduduk asli Matano. Tak jauh dari rumahnya, terdapat benteng yang membentang sepanjang 300 meter. Benteng itu terlihat kokoh meski sudah dipenuhi tumbuhan liar. Menurut cerita masyarakat setempat, panjang benteng itu mencapai 500 meter, dibangun dari tumpukan tanah dengan bagian dalamnya diisi batu kapur. Tujuannya untuk menghalau suku-suku yang hendak menyerang Matano.

Menurut Mahding, benteng itu seharusnya mengelilingi kampung yang didiami para pandai besi. “Saya dengar cerita orangtua, ada 99 tempat pandai besi masa itu (di kampung ini). Jadi ramai sekali,” katanya.

Mahding memperlihatkan peninggalan para pandai pandai besi Matano. Ada palu, landasan pukul, tombak, parang, topi perang, piring, dan ceret. Sekarang tak satu pun generasi mereka melanjutkan keahlian mengolah besi. “Ini peninggalan yang lebih muda. Mungkin sebelum ada gerombolan (DI/TII tahun 1950),” katanya.

Pada masa awal, Matano diperintah oleh seseorang yang bergelar Mokole. Mokole Matano memerintah beberapa anak suku dan mendirikan kerajaan kecil. Tapi ketika kerajaan Luwu berkembang pesat pada abad ke-14, Matano menjadi bagian dari federasi. Kerajaan-kerajaan yang masuk dalam wilayah Luwu dinamakan palili –tugasnya membantu, menaati, dan mendukung penuh aturan dan keputusan-keputusan Luwu.

Matano memiliki sumber daya alamnya yang kaya besi dan nikel dan membuatnya menjadi rebutan. Adalah tetangganya sendiri di bagian timur, To Bungku atau orang Bungku, yang juga dikenal sebagai penambang dan pelebur biji besi kendati tak sebaik orang Matano. Mereka selalu terlibat perang dan keberadaan benteng itulah yang jadi penandanya.

Orang Matano mengolah besi dengan sederhana. Mereka memilah batu yang dianggap punya kandungan nikel yang baik, biasanya berwarna hitam pekat. Lalu diangkut ke tempat peleburan dan dibakar. Untuk meleburnya, mereka menggunakan tungku tanah dan bambu sebagai pengganti pipa. Mereka juga memakai bambu yang berfungsi sebagai tabung pompa untuk menghidupkan dan menjaga api tetap menyala dalam tungku. Bagian dalam bambu dihaluskan dengan cermat lalu dimasuki kayu sebagai tuas (mirip pompa zaman sekarang). Pada ujung kayu itu dibuat bulatan dan melapisinya dengan bulu ayam, agar dinding bambu bagian dalam rapat dan menghasilkan dorongan angin yang berhembus cepat.

Dari produksi itu, kerajaan Luwu menjadi penghasil besi dengan kualitas terbaik. Di Nusantara besi itu disebut Pamoro Luwu. Namun karena Matano tak memiliki teknologi, mereka hanya menyediakan bahan baku. Bahan-bahan itu dibawa ke Ussu, ibukota kerajaan Luwu, dan ditukarkan dengan kain dan barang kebutuhan lainnya. Orang-orang Ussu-lah yang menempa ulang besi itu menjadi parang, pedang, hingga badik dan keris. Kelak dalam sejarah panjang kerajaan Luwu hingga dalam teks I La Galigo, dikenallah istilah Bessi to Ussu –besi orang Ussu atau juga bessi Luwu.


Laporan arkeologis dari proyek OXIS yang dilakukan Iwan Sumantri (arkeolog Universitas Hasanuddin), David F Bullbeck (dari Australian National University), dan Bagyo Prasetyo (Pusat Penelitian Arkelogi Nasional) tahun 1998, kemudian dirangkum dalam buku Kedatuan Luwu, menjelaskan bahwa Luwu menjadi populer karena memiliki akses besi yang mengandung nikel di Matano, biji besi di Bungku, dan emas di Sulawesi Tengah. Proyek OXIS, akronim dari Origin of Complex Society in South Sulawesi, menggabungkan metodologi dari bidang penelitian sejarah dan arkeologi (dan kemudian antropologi sosial) untuk mempelajari munculnya kerajaan agraris di semenanjung barat daya pulau Sulawesi.

Ussu, pada abad ke-14, merupakan pusat pemerintahan kerajaan Luwu. Dalam teks I La Galigo, Ussu menempati posisi istimewa karena magisnya dan merupakan “pusat nyata” Luwu. Ussu berada di kaki bukit, tempat Sungai Ussu melebar dan bercabang menjadi Sungai Malili. Menelusuri Sungai Ussu di pesisir timurnya, Anda akan menemukan wilayah pandai besi Matano. Pada masa itu, jarak tempuh melalui darat dengan berjalan kaki hanya tiga hari. Penduduk Matano, selain menghasilkan besi dengan kandungan nikel terbaik, juga mengekspor tembaga dalam skala lebih kecil.

Menurut Iwan Sumantri, besi Luwu populer karena adanya kandungan nikel yang membuat kualitas besi lebih ringan dengan titik didih yang rendah. Pada abad ke-11 hingga pertengahan abad ke-15, Luwu mengekspor besi itu ke Majapahit. Dalam teks Negarakertagama juga disebutkan demikian. Majapahit sedang gencar memperluas daerah kekuasannya, “Dan tentu di saat yang sama mereka membutuhkan besi secara besar-besaran untuk membuat peralatan senjata,” kata Iwan.

Ketika volume perdagangan semakin tinggi, Luwu memindahkan pusat kerajaan ke wilayah Malangke. Di sini perdagangan berkembang bukan hanya sebatas ekspor besi tapi merambah rotan, damar, dan hasil hutan lainnya. Namun, pada abad ke-16, perdagangan rempah-rempah yang dilakukan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau Perserikatan Perusahaan Hindia Timur membuat pamor Luwu mulai menurun. Majapahit sebagai sekutu terbaik juga mulai redup.

“Rempah-rempah menjadi primadona. Tak ada lagi permintaan besi,” kata Edwar Poelinggomang, sejarawan Universitas Hasanudin.

Menurut Edwar, menghilangnya Luwu dalam percaturan perdagangan Nusantara dimulai pada 1559 saat VOC memusatkan perdagangan ke Indonesia Timur dan memilih Makassar sebagai pelabuhan utama. Luwu yang berlokasi di perairan Teluk Bone menjadi kesepian. Tak ada aktivitas. Warga pendatang seperti Bugis pun hengkang. Abad ke-16 pusat kerajaan Luwu pindah ke Palopo (sekarang Kotamadya Palopo) hingga akhirnya Luwu menghilang dan tak terdengar lagi.

Kini Luwu menjadi kerajaan paling misterius di Sulawesi Selatan. Tak ada peninggalan kerajaannya. Kebesarannya hanya bisa diraba-raba. Sementara Matano bahkan tak tercatat sebagai situs sejarah yang harus dilindungi pemerintah daerah. “Matano akan hilang seperti pandai besinya,” kata Iwan Sumantri. “Dan ini adalah kecelakaan besar bagi generasi kita.”

Benarkah Kaum Bani Israil Kaum Dikutuk Hingga Kiamat...?

http://asikdanmenarik.blogspot.com/2014/08/benarkah-kaum-bani-israil-kaum-dikutuk.html
Keturunan Bani Israil tidak menerima perlakuan baik dari Mesir.
Bani Israil pada dasarnya memiliki karakter yang rapuh, pendendam, pendengki, dan penakut. Sikap tersebut mendorong mereka kerap melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang ditetapkan oleh Allah SWT.


Quote:

Bani Israil konon terjajah?Kita bisa tarik sejarah, ketika Bani Israil berada di bawah kepemimpinan Nabi Musa AS. Keturunan Bani Israil tidak menerima perlakuan baik dari Mesir. Nabi Musa yang dididik Firaun diperlakukan secara tidak baik oleh penguasa Mesir tersebut.
Firaun merasa terancam dengan adanya Bani Israil sehingga yang dilakukan Firaun adalah membunuh anak laki-laki Bani Israil. Konon, dalam sebuah cerita, Firaun bermimpi kebakaran yang menghancurkan membakar istana Raja Firaun. Mimpi tersebut menyatakan akan ada bayi dari Bani Israil yang bakal menghancurkan kekuasan Firaun, dia punya kebijakan membunuhi Bani Israil.

Tapi, kemudian, banyaknya bayi laki-laki yang dibunuhi, tidak ada lagi kelompok pemuda Israil yang bisa bekerja oleh orang Mesir karena tidak ada. Akhirnya, mereka mengeluh ke Firaun, kalau begini, kita juga yang bekerja karena pemuda mereka banyak mati terbunuh.

Akhirnya, Firaun memberikan kebijakan jeda, satu tahun dibunuh, satu tahun tidak. Pada satu saat, Nabi Musa tidak sabar lagi melihat perilaku semena-mena, akhirnya tergerak membela. Ini puncak ketidaksabaran Nabi Musa, bangsanya diperlakukan semena-semena.

Bani Israil pada dasarnya memiliki karakter yang rapuh, pendendam, pendengki, dan penakut. Sikap tersebut mendorong mereka kerap melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang ditetapkan oleh Allah SWT.

Sebagai akibatnya, mereka mendapat kutukan dari-Nya. “Bahkan, hingga hari kiamat,” kata Rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta Prof M Ahsin Sakho. Berikut lanjutan perbincangan pakar ilmu qiraat sab'ah itu kepada wartawan Republika, Nashih Nashrullah, perihal Bani Israil:

Ini akibat sifat buruk mereka sendiri?
Bisa jadi, sifat buruk mereka berbalik akibatnya terhadap diri mereka sendiri. Setelah jati diri dan keistimewaan Bani Israil itu dihancurkan Raja Firaun, mereka menjadi orang yang gampang beralih, penakut, pendendam, dan pembunuh.

Lihat saja, saudara-saudara Nabi Yusuf AS itu mempunyai kedengkian ke Yusuf, seperti disebutkan dalam surah Yusuf. Berbagai peluang yang diberikan Allah SWT agar mereka kembali tetap saja tidak dipergunakan dengan baik. Seperti, ketika tersesat 40 tahun lalu berhadapan dengan kaum Jabbarin.

Mereka tetap berbuat onar hingga mereka dijajah oleh Babilonia dan dibawa ke negeri mereka (fa jasu khilaladdiyar) hingga 400 tahun. Datanglah pertolongan Persia dan mengembalikan mereka ke Palestina, tetapi mereka tetap berbuat onar lagi (kama dakhalukum awwala marratin).

Karakter buruk Bani Israil lainnya, mereka kerap melanggar janji. Ini seperti yang terjadi ketika masa Rasulullah SAW. Bani Quraidhah, Qainuqa', dan Nadhir selalu mengingkari janji.
Quote:

Akhirnya, pantas jika mereka diusir dari Madinah. Mereka berkolaborasi menyerang Nabi, meletuslah Perang Uhud dan Ahzab. Ini awal Nabi Muhammad tidak senang lagi dengan mereka. Jadi, Bani Israil itu pendendam, pembunuh, dan ingkar jan
ji.

Apakah kutukan atas Bani Israil berlaku hingga sekarang?
Benar, bahkan hingga hari kiamat (ila yaum al-qiyamah). Sejak abad keenam Masehi, bangsa Israil tersebar di berbagai wilayah. Tetapi, mereka akan mencari celah untuk berbuat onar lagi. Ini bisa dilihat dari makar mereka dengan inisasi Theodore Herzl yang ingin mengembalikan keturunan Bani Israil, Yahudi, dalam hal ini ke dalam satu wilayah sendiri.

Lalu, muncullah Deklarasi Balfour, Inggris menyatakan sejengkal tanah Palestina adalah miliki bangsa Yahudi. Berdirilah negara Israel pada 1948 yang didukung oleh banyak negara, termasuk Rusia, Inggris, dan AS.


Jika demikian, bukankah bisa saja atas seizin-Nya makar mereka tumbang?
Mungkin saja, tetapi saya melihat ini sebenarnya merupakan ujian bagi umat Islam. Allah sengaja membiarkan golongan semacam Yahudi dan kelompok Zionisme agar umat Islam mawas diri dan bersatu. Dengan kehadiran musuh bersama di sana (common enemy), umat akan diharapkan bersatu.

Itu sangat mungkin. Karena, secara kodrati, mereka lemah bila umat Islam bersatu. Lihat saja perangai mereka seperti disebutkan dalam Alquran surah al-Hasyr, mereka tidak akan berperang kecuali di balik benteng yang kokoh atau belakang tembok.

Sumber : http://forum.viva.co.id/sejarah/1709785-kaum-bani-israil-kaum-dikutuk-hingga-kiamat.html

Perjalanan Singkat Seorang Pemimpin Besar, Gajah Mada

http://asikdanmenarik.blogspot.com/2014/08/perjalanan-singkat-seorang-pemimpin.html
Diperkirakan Gajah Mada lahir pada awal abad 14, di lembah Sungai Brantas diantara Gunung Kawi dan Gunung Arjuna. Berasal dari kalangan rakyat biasa, bukan dari kalangan keluarga kaya ataupun bangsawan. Sejak kecil dia memiliki talenta kepemimpinan yang sangat kuat melebihi orang-orang sebaya di masanya dan konon dia terus menempa dirinya agar dapat masuk ke lingkungan pasukan kerajaan. Nama Gajah Mada sendiri mengandung makna “Gajah yang cerdas, tangkas, dan enerjik.”

Gajah Mada dikenal juga oleh masyarakat dengan nama Mpu Mada, Jaya Mada, atau Dwirada Mada. Ia diyakini sebagai Lembu Muksa yang merupakan titisan dari Dewa Wisnu. Dengan keyakinan masyarakat tersebut, Gajah Mada mendapat legitimasi yang sangat kuat dari seluruh rakyat Majapahit, sehingga mendapatkan dukungan kepatuhan yang kuat dari rakyat dan kepercayaan yang besar dari Raja.

Pengabdian Sebagai Prajurit

Awal kariernya dimulai sebagai anggota prajurit Bhayangkara. Karena kemampuannya, ia pun diangkat menjadi Bekel atau Kepala Prajurit Bhayangkara dengan tugas memimpin pasukan pengaman dan pengawal Raja, kalau saat ini mungkin sebagai Kepala Paspampres.



Pengabdian Gajah Mada kepada Negara dimulai pada masa pemerintahan Raja Jayanegara (1309 – 1328). Pada masa ini, banyak sekali prestasi yang ditunjukkan oleh Gajah Mada, sehingga membuat prestasinya terus menanjak. Salah satunya yang tercatat didalam sejarah adalah ketika Gajah Mada berhasil menyelamatkan pemerintahan dari kudeta Ra Kuti. Sehingga atas prestasinya tersebut dia dianugerahi menjadi Patih di kawasan Kahuripan pada 1319. Gajah Mada menjabat Patih Kahuripan selama 2 (dua) tahun, yaitu 1319 – 1321. Posisinya sebagai Patih Kahuripan merupakan hal yang menantang baginya.


Dengan posisinya ini, Gajah Mada dapat terus meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta pengalamannya di bidang kepemimpinan, manajemen tata pemerintahan, dan ketataprajaan (ketatanegaraan). Salah satu kemampuannya yang sangat dikagumi oleh rakyat Majapahit, terutama kalangan Istana adalah dalam problem solving & decision making. Kemampuannya didalam menganalisa suatu permasalahan sangat tajam serta tegas didalam mengambil suatu keputusan.

Promosi Dan Pengkaderan

Pada tahun 1321, dia dipromosikan menjadi Patih di Daha, yaitu suatu daerah yang lebih prestisius dengan wilayah yang lebih luas dibanding Kahuripan, menggantikan Arya Tilam. Selama menjalankan tugasnya di Daha, Gajah Mada mendapatkan dukungan (endorsement), pendidikan (training), pelatihan (coaching), dan pembimbingan (counseling) dari seniornya yang merupakan Maha Patih Majapahit saat itu, yaitu Arya Tadah.


Melihat kemampuan Gajah Mada yang luar biasa tampaknya membuat Arya Tadah sengaja mengkader Gajah Mada untuk menggantikan posisinya kelak.

Menjadi Patih

Bersama Adityawarman pada tahun 1331, Gajah Mada berhasil menumpas kasusu separatism Sadeng. Hal tersebut semakin mempermulus jalannya untuk menggantikan posisi Arya Tadah sebagai Maha Patih Majapahit. Hingga ketika Arya Tadah merasa sudah tua dan ingin pensiun sebagai Maha Patih, Arya Tadah mengusulkan kepada Ratu Tribhuawanatunggadewi Jayawisnuwardhani untuk mengangkat Gajah Mada sebagai Maha Patih menggantikan posisinya. Sang Ratu pun menyetujui usulan Arya Tadah tersebut untuk mengangkat Gajah Mada sebagai Maha Patih Kerajaan Majapahit.


Laiknya pelantikan Kepala Pemerintahan jaman sekarang, saat dikukuhkan menjadi Maha Patih, Gajah Mada membuat suatu statement atau janji politik yang sangat luar biasa. Janji yang sangat melegenda hingga saat ini dan akan selalu dikenang oleh berbagai generasi, yaitu suatu janji yang dikenal dengan nama SUMPAH PALAPA.

Sumpah Palapa tersebut termuat dalam kitab Pararaton yang berbunyi :

Quote:
Sira Gajah Mada Pepatih amangkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada : “Lamun huwus kalah Nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, saman ingsun amukti palapa.”

Artinya:

Beliau Gajah Mada menjabat Patih Mangkubumi tidak ingin menikmati palapa, beliau Gajah Mada berkata : “Kalau sudah kalah seluruh Nusantara, saya akan menikmati palapa : Kalau sudah kalah Gurun, Seram, Tanjungpura, Haru, Pahang (Semenanjung), Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik (Singapura), pada waktu itulah saya menikmati palapa.
Suatu janji politik yang luar biasa dan akhirnya dapat dia wujudkan untuk menyatukan Nusantara, yaitu suatu kawasan yang lebih besar dari kawasan Negara Indonesia saat ini yang meliputi Seluruh semenanjung Malayu (Malaysia dan Singapura), Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sunda kecil, Bali, Maluku, Papua, hingga wilayah Darwin (Australia).


Kematian Yang Misterius

Di satu sisi, banyak foklor (cerita dari mulut ke mulut) dari masyarakat di sekitar situs Trowulan, Jatim yang menyatakan bahwa Gajah Mada tewas setelah melakukan perang Bubat.

Quote:
Banyak muncul isu bahwa Patih Gajah Mada meninggal di Madagaskar
Tapi banyak beberapa fakta yang mengungkap bahwa di Pulau Madagaskar Afrika ditemukan sebuah kuburan misteirus yang dipercaya sudah ada sejak jaman dimana Majapahit mengalami kemunduran.

Pembelajaran

Banyak hal yang dapat dipelajari dan menginspirasi para pemimpin saat ini dari kisah perjalanan Gajah Mada didalam upayanya menjadi seorang Maha Patih.



Quote:
Mulai dari idealismenya, kemauannya untuk menempa diri dengan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya (kompetensinya), kemampuannya didalam menganalisa suatu permasalahan dan memecahkan masalah, ketegasannya didalam mengambil suatu keputusan, kewibawaannya (dianggap sebagai titisan Dewa Wisnu), serta yang paling utama adalah komitmennya didalam memegang janji politiknya yang merupakan Visinya, yaitu menyatunya Nusantara.

Benarkah Kerajaan Romawi Kuno Dibangun Dalam Semalam..?

http://asikdanmenarik.blogspot.com/2014/08/benarkah-kerajaan-romawi-kuno-dibangun.html
Menurut laporan sebuah situs Amerika, bahwa arkeolog menemukan misteri yang mengejutkan, di mana bukti terbaru akhirnya membuktikan bahwasannya kerajaan Romawi kuno mulai dibangun pada tanggal 13 Agustus tahun 625 SM dan selesai dirampungkan sebelum Matahari terbenam.

Ketika wartawan menanyakan kepada mereka di mana mendapatkan bukti-bukti itu, para arkeolog mengeluarkan satu gulungan, yaitu sebuah dokumen dan kontrak yang ditandatangani sendiri oleh Julius Caesar.

Sebagian di dalam kontrak yang berbahasa Latin itu jika diterjemahkan adalah sebagai berikut: “Kami dari perusahaan developer Aljeida Babylon setuju, bahwasannya pada tanggal 13 Agustus tahun 625 SM ini akan mulai bekerja dan merampungkan bangunan kerajaan Romawi, jika kami tidak dapat menyelesaikannya dalam waktu yang ditentukan kerajaan, kemaharajaan Caesar boleh memenggal kepala kami dan berikan kepada singa sebagai santapan.


Quote:
”Menurut para arkeolog, bahwa bukti ini mutlak berlaku, dan para pekerja ahli pasti dalam waktu satu hari menyelesaikan pembangunan kota Roma, sebab mereka tidak menemukan apa pun sisa fosil kepala yang
dipenggal.
Pada kenyataannya, dokumen kemaharajaan Caesar ini sama persis dengan kain pembungkus mayat, bisa dipercaya namun juga meragukan. Dan saat ini, ilmuwan sedang menaksir usia sebenarnya isi gulungan itu yang menggunakan cara penentuan tahun dengan karbon.

Orang-orang mengetahui dari mata pelajaran di sekolah, bahwa wilayah kerajaan Romawi seluas 280 ribu meter persegi, dan di dalamnya termasuk sejumlah kota, kota kecil, beberapa sungai, sejumlah gunung, dan beberapa gedung teater, banyak sekali saluran pipa air, saluran pembuangan air, gerbang lengkung, museum, gereja katedral bersepuh emas, dan pondok piza dan lain sebagainya, yang mana kesemuanya itu harus dalam satu hari, artinya mesti diselesaikan dalam waktu 12 jam, sama sekali di luar imajinasi.

Quote:
Arsitek bernama Flayter mengatakan, “Dalam waktu satu hari, tim proyek pembangunan saya bahkan tidak bisa menyelesaikan sebuah tembok pembatas kota. Di lihat dari gambar maket kota Roma ini, perusahaan saya harus menghabiskan waktu ratusan tahun baru bisa menyelesaikan seluruh proyek pembangunan kerajaan Roma.”
Jika kondisi yang dilukiskan dokumen tersebut itu benar, maka ilmuwan dan arsitek sekarang akan terperosok lagi ke labirin yang baru, mereka tidak mampu menjelaskan bagaimana orang-orang pada masa itu dapat menyelesaikan pembangunan kerajaan Roma yang luasnya 280 ribu meter persegi itu hanya dalam waktu 12 jam.

Quote:
Sejarawan Rogyes berpendapat, bahwa semua ini sama seperti bangunan piramida, adalah misteri sepanjang masa, hanya bisa membayangkan bahwa sejumlah benda-benda yang dikuasai orang-orang di masa itu telah hilang tak terwariskan, dan teknologi kita sekarang tidak bisa bersaing dengannya.
Pertama-tama mereka membangun piramida, berikutnya mereka membuat patung muka singa berbadan manusia, dan belakangan mereka membangun menara dsb, serta bangunan misterius dan unik yang tak terhitung banyaknya.