Sebelum mengenal aksara dan sebelum mencipta alat transportasi, manusia  sudah berkelana lintas pulau, bahkan lintas benua, termasuk menjelajah  hingga nusantara.
Wilayah berbukit di sisi danau laut tawar, Aceh Tengah, menyimpan cerita  panjang perjalanan leluhur manusia nusantara ribuan tahun lampau.  Dataran setinggi lebih dari 1.600 meter di atas permukaan laut menjadi  sorotan peneliti kehidupan purbakala sejak 5 tahun silam.
11 Kerangka Homo sapiens awal atau manusia prasejarah ditemukan di Ujung  Karang dan Mendale, Aceh. 2 Ceruk atau relung di perbukitan yang  berjarak 4 kilometer dari pusat Kota Takengon.
Tim peneliti balai arkeologi Medan, Sumatera Utara, tekun menelusuri  data demi data dan menyusun informasi bagaimana kehidupan para leluhur  manusia Sumatera.
Peneliti meyakini, situs arkeologi Takengon sudah dihuni sejak 7.000  tahun silam. Pandangan yang mengubah sudut pandang tentang migrasi  manusia pertama di Nusantara.
Tim peneliti balai arkeologi Medan terlebih dulu mengekskavasi situs  Ujung Karang, 5 tahun lalu. Selain kerangka manusia purba, ditemukan  juga beragam perlengkapan hidup sederhana berbahan batu, kulit kerang,  tulang hewan dan tanah liat.
Setahun kemudian pada tahun 2010 giliran situs Mendale ditelisik.  Peninggalan prasejarah di gua ini lebih beraneka ragam. Di Mendale juga  ditemukan fosil tulang gajah purba dan lapisan arang jejak memasak  manusia purba.
Selain fosil manusia purba, temuan berupa artefak arkeologis selalu  mengundang minat para peneliti. Terlebih artefak yang berasal dari zaman  batu, periode manusia memanfaatkan batu sebagai sumber peralatan  penunjang kehidupan.
Dari artefak-artefak terkandung informasi penting tentang kehidupan  zaman purba. Temuan pecahan tembikar di sekitar gua juga ditemukan di  dasar danau. Wadah tanah liat dan temuan-temuan penting lainnya menjadi  serpihan cerita leluhur manusia Nusantara.
Gua atau ceruk di perbukitan menjadi tempat perlindungan ideal. Pada  fase ini manusia mulai hidup menetap sementara atau semi nomaden.
Sejatinya terdapat puluhan ceruk di sekeliling danau laut tawar. Namun  sejauh ini baru 2 ceruk yang intensif diteliti para arkeolog, ujung  karang dan mendale.
Bentang alam dan ekosistem di Dataran Tinggi Gayo, sangat mendukung  kehidupan manusia purba. Sumber air melimpah, makanan dan ketersediaan  tempat berteduh. Itulah 3 kebutuhan pokok untuk masyarakat prasejarah di  jantung Aceh.
Penemuan belasan kerangka manusia prasejarah di Ujung Karang dan Mendale  menjadi bagian penting awal peradaban. Tidak hanya di Tanah Gayo, namun  juga Nusantara, bahkan Asia Tenggara.

No comments:
Write comments