Mereka mempelajari, dimana kelemahannya, lalu memperbaruinya. Dengan mengetahui kelemahannya, maka para produsen yang terdiri dari banyak ahli penerbangan, akan lebih menyempurnakannya dari produk terdahulunya.
Namun disatu sisi tetap selalu ada kelemahannya, karena selalu ada sistem yang tak dapat diperbaharui, misalnya seperti jika pesawat komersial mendapat serangan dari darat.
Hal ini sangat wajar karena pesawat komersil tidak dilengkapi oleh penghalau rudal dan misil. Pesawat komersil dibuat hanya untuk mengangkut barang atau penumpang, bukan untuk berperang.
Tapi harus diakui, bahwa alat angkut atau transportasi paling aman adalah pesawat terbang. Dalam sehari mengangkut jutaan orang dari seluruh dunia, belum tentu dalam setahun ada kecelakaan pesawat yang berarti. Hal itu tak berkalu bagi transportasi darat yang justru hampir setiap hari memakan korban jiwa. Oleh karenanya maka pesawat terbang tetap sebagai transportasi teraman dibanding alat angkut transportasi lainnya.
Teknologi terkini dari pesawat komersil hanyalah tanda bahaya (warning system) yang dapat mengetahui jika ada misil atau rudal yang mengarah kepadanya. Namun hal itu tak dapat membuat pilot berbuat lebih banyak untuk menghindar.
Hal itu dikarenakan bahwa pesawat komersil memiliki kecepatan jauh dibawah kecepatan misil dan rudal yang membuat pesawat komersil tak dapat bermanuver tajam atau menghindar dari serangan misil atau rudal.
Ada beberapa tragedi dikala pesawat komersil ditembak jatuh atau dihadang pesawat tempur karena dicurigai melakukan mata-mata. Berikut ini daftar pesawat-pesawat komersil yang pernah ditembak jatuh sejak tahun 1955:
1. El Al nomor penerbangan 402 (1955)
El Al L-049 Constellation mirip dengan Flight 402.
El Al nomor penerbangan 402 adalah penerbangan penumpang internasional dari London ke Tel Aviv melalui Wina dan Istanbul. Pada penerbangan tanggal 27 Juli 1955 kala itu, pesawat ini dioperasikan oleh Lockheed L-049 Constellation terdaftar sebagai 4X-AKC.
Saat terbang di antara Wina dan Istanbul dalam perjalanan ke Israel, pesawat tersesat ke wilayah udara Bulgaria, negara Blok Timur dikala itu.
Maka perintah tembak jatuh dikeluarkan oleh Bulgaria dengan menggunakan dua jet tempur MiG-15 milik Bulgaria dan jatuh di dekat Petrich , Bulgaria.
Kecelakaan itu terjadi di tengah hubungan yang sangat tegang antara Blok Timur dan Barat dan adalah yang paling mematikan yang melibatkan Lockheed L-049 Constellation pada saat itu.
Insiden Lockheed Constellation ini menewaskan 58 penumpang yang terdiri dari 7 awak dan 51 penumpang. Bulgaria kemudian mengeluarkan permintaan maaf resmi, dan mengatakan pilot telah “terlalu terburu-buru.”
2. Libyan Airlines nomor penerbangan 114 (1973)
Boeing 727-224 Libyan Arab Airlines nomor penerbangan 114 registrasi 5A-DAH yang ditembak jatuh, difoto pada tahun 1972.
Pada tanggal 21 February 1973, Boeing 727-224 Libyan Arab Airlines nomor penerbangan 114 registrasi 5A-DAH, merupakan sebuah penerbangan terjadwal oleh Libyan Arab Airlines dari Tripoli menuju Kairo, via Benghazi.
Pesawat jenis Boeing 727 dari Kairo ini tampaknya bingung oleh cuaca buruk dan menyeberang ke wilayah udara Sinai yang dinyatakan sebagai zona perang.
Di tengah laporan rencana teroris untuk menggunakan pesawat sipil untuk menyerang Israel, maka pesawat tempur F-4 Tiger milik Angkatan Udara Israel mencegatnya.
Jet tempur mengeluarkan sinyal peringatan sebelum kemudian menembak jatuh pesawat. Pesawat tersebut ditembak jatuh di Semenanjung Sinai oleh Angkatan Udara Israel.
Kecelakaan tersebut menewaskan 108 penumpang dan 5 orang terluka dari total 113 orang yang berada di dalamnya.
Quote:
3. Korean Air Lines nomor penerbangan 902 (1978) Pesawat Boeing 707 Korean Air Lines penerbangan 902 setelah mendarat di Uni Soviet. Terlihat kerusakan pada sayap kiri. Pada 20 April 1978, pesawat melakukan pendaratan darurat di Murmansk. Korean Air Lines Penerbangan 902 merupakan pesawat Boeing 707 yang menerbangi jalur Paris-Anchorage-Seoul. Tragedi diawali oleh peralatan navigasi pada penerbangan dari Paris menuju Seoul itu mengalami malfungsi, inilah yang menyebabkan pilot memutuskan terbang ke wilayah udara Soviet di atas Lingkaran Kutub Utara. Pasukan Soviet yang menduga pesawat ini tengah melakukan misi pengintaian itu, lalu menerbangkan minimal dua pesawat tempur Sukhoi Su-15 dan menembaki Boeing 707 tersebut, kemudian memaksanya untuk melakukan pendaratan darurat di dekat perbatasan Finlandia disebuah danau yang beku. Kecelakaan ini menewaskan 2 orang penumpang dan 107 penumpang selamat saat mendarat di danau beku tersebut. Uni Soviet kemudian menuntut ganti rugi pada pemerintah Korea Selatan senilai US$ 100 ribu sebagai biaya operasi penyelamatan, tapi tagihan itu tak pernah dibayar. |
Ilustrasi pesawat Korean Air Lines Penerbangan 007
Korean Air Penerbangan 007 adalah sebuah pesawat Boeing 747 yang terbang dengan rute New York City, Amerika Serikat, menuju Seoul, Korea Selatan. Lalu sebuah interceptor Soviet menembak jatuh Boeing 747 itu dalam penerbangannya dari New York ke Seoul dengan 269 orang didalamnya.
Pesawat itu ditembak jatuh oleh pesawat Uni Soviet karena pesawat tersebut terbang di atas pangkalan militer Uni Soviet dan kemudian jatuh di Laut Okhatsk, Uni Soviet, pada 1 September 1983. Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpang yang berjumlah 269 orang termasuk seorang anggota Kongres Amerika Serikat, Lawrence McDonald.
Pejabat Soviet percaya bahwa pesawat, yang telah menyeberang ke wilayah udara Soviet, sedang dalam misi pengintaian. Uni Soviet mengklaim bahwa Amerika sengaja menguji kesiapan pertahanan Uni Soviet atau bahkan memprovokasi perang.
Hingga kini, tragedi ini merupakan kecelakaan pesawat terbesar dalam sejarah Korea Selatan. Kecelakaan ini merupakan salah satu momen Perang Dingin yang paling panas. Hal ini kemudian meningkatkan sentimen anti-Soviet dan anti-komunis secara umum di Amerika Serikat.
Bahkan sampai kini pula, masih banyak pandangan-pandangan dan teori-teori alternatif yang berbeda dan bahkan saling bertentangan mengenai kecelakaan tersebut.
Beberapa detail kecelakaan tersebut akhirnya terungkap setelah transkrip penerbangan tersebut dirilis, ditambah lagi dengan dirilisya rekaman kotak hitam oleh Federasi Rusia, setelah Uni Soviet bubar.
No comments:
Write comments